TOT Emergency Response berbasis humanis
21 Mei 2013 Berita FC[caption id="" align="alignleft" width="288"] TOT Ternate[/caption] Ternate, 13 – 17 Mei 2013. Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) bersama PB AMAN khususnya Deputi III AMAN, membuat pelatihan Emergency Response (ER) dengan menggunakan acuan melalui buku (“The Sphere Project, Humanitarian charter and minimun standard in humanitarian response”) sebagai buku pedoman dalam upaya ER. Kegiatan ini difasilitasi oleh lembaga kemanusian internasional yaitu Catholic Relief Services perwakilan Indonesia (CRS). Pelatihan selama empat hari tersebut memuat banyak materi tentang bagaimana melaksanakan ER yang humanis, sesuai dengan standar acuan yang dibuat oleh organisasi non pemerintahan (NGOs) kemanusiaan dan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Sedunia. Dimulai dengan kajian mengenai Sphere, Bedah buku sphere, diskusi dan simulasi memetakan pengaruh stakeholder dalam upaya berbagi informasi, kordinasi, dan simulasi pendistribusian bantuan pun menjadi aktifias menyenangkan di dalam kelas ini. sehingga memudahkan kami untuk memahami esensi emergency respon yang humanis. Salah satu tujuan pelatihan ini tentunya mempersiapkan pemuda adat yang paham akan bahaya bencana sehingga terjadi praktek-praktek pengurangan dampak bencana maupun pengelolaan ER saat terjadi bencana di tanah dan wilayah masyarakat adat di Nusantara. Pelatihan ini juga dianggap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat adat tentang dampak yang terjadi dikarnakan perubahan iklim. Adapun peserta kegiatan yang mengikuti pelatihan ini berasal dari komunitas Masyarakat Adat maupun Kordinatir kampung (Korkam) BPAN dari Sawai, Pagu, Pnu Messem, Gura dan Patani, maupun AMAN wilayah Maluku Utara (AMAN MALUT) dan BNPB Ternate. Annas Radin Syarif utusan PB AMAN yang ikut serta dalam pelatihan tersebut, mengatakan bahwa melalui kegiatan ini ; "AMAN berharap bahwa kader pemuda yang dimiliki oleh organisasi maupun masyarakat adat yang tergabung dalam AMAN menjadi masyarakat adat yang tanggap bencana dan sadar akan dampak bahaya yang ditimbulkan. Sehingga mampu bertahan dan hidup secara bermartabat pasca bencana bencana terjadi, hal ini sesuai seperti dituangkan dalam mandat KMAN IV, di Tobelo, Halmahera Utara". Pelatihan selama empat hari tersebut juga diharapkan dapat membuat rencana tindak lanjut mengenai pembentukan Team Emergency Response di wilayah Indonesia timur khususnya wilayah Maluku Utara, yang saat ini dikomandoi oleh Ubaidi Abdul Halim Kader BPAN yang juga menjadi staff BPH Wilayah AMAN MALUT. Dengan harapan dapat bekerjasama dengan para pemangku kepentingan, pengambil kebijakan. Supaya mengenali potensi ancaman sekaligus memahami potensi lokal sebagai kekuatan untuk mengurangi resiko bencana dan menjadi cara yang arif pada saat pemulihan pasca bencana. *****FC