Hutan untuk Masa Depan: belajar kearifan dari komunitas adat Indonesia
17 Mei 2013 Berita Infokom AMANSiaran pers AMAN dan DTE 17 Mei 2013 Menyambut keputusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia kemarin yang mengakui keberadaan hutan adat, hari ini AMAN dan DTE mengumumkan penerbitan buku Hutan untuk Masa Depan versi elektronik. Edisi cetak buku ini akan terbit di kemudian hari. Buku ini ditulis oleh komunitas adat dari berbagai penjuru Indonesia dengan kontribusi dari Sumatra, NTT, NTB, Sulawesi, Kalimantan dan Jawa. Buku versi Bahasa Indonesia dari buku Forests for the Future ini memaparkan ketrampilan dan kearifan yang digunakan oleh komunitas secara turun temurun dalam mengelola ekosistem hutan tanpa merusak. Hutan untuk Masa Depan hadir pada saat yang penting dalam gerakan masyarakat adat. Rancangan Undang-Undang tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat (RUU PPMA) saat ini sedang dibahas di DPR. Ada kemungkinan produk hukum tersebut akan mengakhiri diskriminasi secara sistematis terhadap masyarakat adat yang telah berlangsung bertahun-tahun. Pengusaha kaya dan berpengaruh serta politikus elit telah meminggirkan komunitas adat selama bertahun-tahun demi mengejar laba dari proyek-proyek pembalakan kayu, pertambangan, minyak dan gas, perkebunan, dan juga yang belakangan ini semakin marak adalah proyek bahan bakar nabati dan konservasi karbon. Peminggiran tersebut masih berlangsung hingga hari ini, padahal semakin banyak bukti menunjukkan bahwa komunitas mengelola hutan lebih baik daripada jika pihak pemerintah yang melakukan dan juga hutan komunitas membantu mengurangi emisi gas rumah kaca. Sekjen AMAN, Abdon Nababan, mengatakan: "Penerbitan buku edisi Bahasa Indonesia ini sangat penting karena bisa dibaca oleh masyarakat adat yang menjadi pengelola hutan yang diceritakan dalam buku ini, memotivasi masyarakat adat lainnya untuk menuliskan kisahnya dalam pelestarian hutan dan bagi para perencana pembangunan dan pengambil kebijakan di daerah dan nasional yang saat ini sedang merancang rejim baru pengelolaan hutan Indonesia yang lebih adil dan berkelanjutan”. Koordinator DTE, Cathy Scott, menyampaikan: “Edisi bahasa Inggris dari buku Hutan untuk Masa Depan yang terbit lebih dahulu dirancang untuk menjangkau pembaca internasional, dengan harapan agar cara-cara pengelolaan hutan oleh masyarakat adat lebih dikenal dan mendapat pengakuan dan penghargaan yang semestinya. Kami sangat berharap bahwa edisi bahasa Indonesia ini akan dapat membantu menyebarkan pesan positif di dalam negeri.” Buku ini bertujuan untuk membantu upaya membangun model-model berbasis komunitas dengan menampilkan cara-cara yang mampu dicapai, bisa dilakukan dan adil. Pada gilirannya, cara-cara tersebut dapat digunakan untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai keberlanjutan, pengurangan kemiskinan dan pemenuhan hak-hak masyarakat adat. ------------------------------------ Hutan untuk Masa Depan diterbitkan oleh Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) bersama Down to Earth. Buku versi elektronik dapat diunduh dari laman DTE di http://www.downtoearth-indonesia.org/id/story/hutan-untuk-masa-depan-pengelolaan-hutan-adat-di-tengah-arus-perubahan-dunia. Edisi bahasa Inggris Forests for the Future http://www.downtoearth-indonesia.org/story/forests-future-indigenous-forest-managament-changing-world, diterbitkan oleh AMAN dan DTE pada tahun 2009. Informasi lebih lanjut dapat diperoleh dari AMAN abdon.nababan@aman.or.id, rumahaman@cbn.net.id http://www.aman.or.id DTE dte@gn.apc.org http://www.downtoearth-indonesia.org