Jakarta 22 November 2013. “Kebutuhan terhadap pengembangan dan pemberdayaan ekonomi komunitas masyarakat adat sudah menjadi perhatian serius Aliansi Masyarakat Adat Nusantara sejak Kongres AMAN ke-III di Pontianak dan IV di Tobelo. AMAN selalu mengundang pengurus CU Pancur Kasih untuk membagikan pengalamannya. Pada Rakernas AMAN ke III di Palangkaraya Februari 2013 lalu ada sarasehan digelar secara khusus dan penandatanganan MOU dengan CU Pancur Kasih,”ujar Mahir Takaka Deputi III PB AMAN membuka acara Strategic Planning yang akan berlangsung dari tanggal 22 – 24 November di Rumah PB AMAN bilangan Tebet Timur Dalam. Lebih jauh Mahir Takaka berharap agar dalam Lokakarya Strategic Planing ini fasilitator Pancur Kasih bisa membagikan pengalamannya serta peran-peran tehnis dan hal apa saja yang diperlukan dalam membangun CU. Sebab sudah banyak yang berharap CU segera bisa dibentuk di daerahnya. Ada lima wilayah yang sudah siap mengembangkang potensinya dengan model Credit Union ini. “Pertemuan dengan teman-teman kali ini agak unik, karena selama ini teman-teman semua yang hadir di sini tahu bahwa saya adalah aktifis masyarakat adat. Sering bicara soal hak-hak masyarakat adat, soal lingkungan, bagaimana kita bicara advokasi melawan sawit, melawan tambang dan macam – macam, jadi isu-isu seputar itu. Rasanya saya belum pernah berbicara satu forum, satu ruangan dengan teman-teman semua bicara tentang Credit Union. Uniknya seperti itu,” ujar John Bamba. Sebagai fasilitator perencanaan strategis dalam pendirian CU ini John Bamba menyampaikan hal-hal penting yang harus diperhatikan peserta. Ada berbagai macam pemahaman, pengalaman dan perspektif mengenai CU, namun dalam Lokakarya ini kita mencoba berbagi perspektif yang dibangun oleh CU Pancur kasih. John Bamba juga mempersilahkan peserta untuk bertanya jika ada hal-hal yang kurang dipahami untuk menggali dan memperdalam pemahaman. Mendirikan CU niat utamanya bukan untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Tapi kawan-kawan AMAN sekalian harus meyakini bahwa Credit Union bisa digunakan sebagai proyek untuk membantu masyarakat dalam peningkatan ekonomi. Kemudian John Bamba menyampaikan secara singkat rejarah lahirnya gerakan Credit Union. Semula ada banyak orang berpikir bahwa Credit Union lahir di Jerman, namun faktanya Credit Union pertama kali didirikan di Inggeris oleh Robert Owen dan William King. Memang kemudian pertumbuhan Credit Union berkembang pesat di Jerman. Pertama kali didirikan oleh Franz Herman Schulze namun perkembangan pesatnya di tangan seorang walik kota bernama Freidrich Raiffeisen Delitzsel saat krisis ekonomi melanda Jerman. Labih Jauh John Bamba yang aktif sejak tahun 1999 mengurus CU Pancur Kasih ini menerangkan bahwa ada tiga pilar penting bagi pengembangan CU yaitu Pendidikan, Solidaritas dan Swadaya. Gerakan CU Pancur Kasih adalah gerakan yang membangun filosofi petani di Kalimantan, yaitu bagaimana petani untuk bertahan hidup yang dikembangan oleh AR Mecer (pendiri CU Pancur Kasih) yaitu 1. Makan-minum 2. Cocok tanam 3. Sosial 4. Ritual. Keempat materi inilah yang akan diberikan dalam Lokalatih ini, diharapakan para aktivis di Jabodetabek berperan secara aktif dalam mengembangkan Credit Union. Lewat Lokakarya ini para peserta Lokakarya bisa memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang keunggulan Credit Union Gerakan berbasis pada Konsepsi Filosofi Petani dalam upaya melakukan pembebasan bidang ekonomi. Sebagai tahap awal gerakan CU adalah kesediaan peserta untuk menjadi pendiri, anggota atau pengurus Credit Union yang akan didirikan di JABOTABEK.*** JLG

Writer : JLG | Jakarta