Jakarta (20/8), www.aman.or.id - AMAN yang diwakili Andri Sutan Sati, Staf Deputi III Sekjen AMAN dan Nursida, PEREMPUAN AMAN dari Sulawesi Selatan menghadiri rangkaian kegiatan The People and Forest Forum 19-20 Agustus 2018 di Bangkok, Thailand. Acara ini diadakan RECOFTC.

Forum ini membahas saling keterkaitan antara manusia, hutan dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Seperti diketahui bahwa hutan sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Secara khusus komunitas berbasis hutan memainkan peran signifikan dengan memfasilitasi pengelolaan hutan yang lestari, pengembangan mata pencaharian, memperkuat tata kelola hutan, mengurangi ketimpangan dan mengatasi penyebab deforestasi dan degradasi hutan.

Adapun tujuan forum ini yakni menyediakan sebuah ruang bagi para pelaku kunci untuk meningkatkan kesadaran mereka, berjejaring dan mengeksplor potensi kerjasama atau kolaborasi atas komunitas berbasis hutan dan hal itu sangat penting bagi kehidupan manusia.

Menurut Andri, kehadiran AMAN dalam forum ini merupakan kesempatan untuk menyampaikan bagaimana keterkaitan antara Masyarakat Adat dengan hutan.

“Nursida jadi salah satu narasumber dalam kegiatan Forest Talk #2. Ia berbicara tentang komunitas adat Kajang. Bagaimana hutan adatnya, tenunnya dan keterkaitan Masyatakat Adat dengan hutan adat Kajang,” katanya.

Dalam forum ini juga, Nursida berbicara perihal kewirausahaan perempuan. Andri mengatakan, Nursida menjelaskan women entrepreneurship dan hasil valuasi ekonomi yang dilakukan di Kajang baru-baru ini.

“Nursida menjelaskan status hutan adat Masyarakat Adat Ammatoa, Kajang. Kita tahu bahwa mereka telah menerima SK Menteri LHK tentang Pengakuan Hutan Adat Kajang,” katanya lebih lanjut.

Di sela-sela acara, AMAN juga mendapat lapak untuk menggelar produk-produk Masyarakat Adat Nusantara. Selain kerajinan tangan dan kain tenun yang dibawa Gerai Nusantara, ada juga kopi. Indigenous Coffee andalan KPAM berjejer di lapak dan menjadi sajian yang dijual ke para peserta.

Adapun peserta forum ini terdiri dari Indonesia, Malaysia, Singapura, Pilipina, Thailand, Vietnam, Laos, Myanmar, India, Nepal dan Taiwan, Jepang, Hongkong, Amerika Serikat dan Italia. Lebih rinci, para peserta terdiri atas elemen pemerintahan, sektor swasta, lembaga riset, CSO, dll.

Selain AMAN, delegasi lain dari Indonesia terdapat NTFP-EP, Konsorsium Panen Raya Nusantara (PARARA), WALHI Sumatera Barat, RECOFTC Indonesia, Departemen Kehutanan Universitas Hasanuddin-Makassar, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kemitraan, dan Badan Registrasi Geospasial (BRG).

Jakob Siringoringo - Infokom PB AMAN

Writer : Jakob Siringoringo | Jakarta