Saga, Ende, NTT - Peringatan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara (HKMAN) sekaligus perayaan hari ulang tahun berdirinya Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) yang ke 21, yang jatuh setiap tanggal 17 Maret, di selenggarakan di Desa Adat Saga, Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende. Kegiatan ini dihadiri oleh sebagian besar perangkat kerja Sekretaris Jendral (Sekjend) AMAN, yang kebetulan telah berada di Kota Ende untuk mempersiapkan rangkaian Rapat Kerja Nasional (Rakernas) AMAN ke VI. Kegiatan perayaan tersebut diawali dengan upacara tolak bala dipimpin oleh para Mosalaki (para tetua adat) sebagai wujud kepercayaan masyarakat Adat Lio untuk menolak semua bencana yang datang menghampiri Ana Kalo Fai Walu (Masyarakat Adat) seperti gempa bumi, banjir bandang, gunung meletus, kebakaran serta berbagai jenis penyakit, tak terkecuali virus corona (Covid 19). Dalam ritual tolak bala para Mosalaki melantunkan doa-doa dengan bahasa daerah untuk Masyarakat Adat di seluruh pelosok Nusantara yang kini sering menghadapi bencana alam.

"Agar kiranya Tuhan Raja alam semesta mengampuni dosa-dosa kita semua yang melakukan kesalahan dan kiranya alam raya kembali bersahabat degan manusia terlebih virus corona yang melanda bangsa Indonesia segera berakhir. Mengajak juga seluruh Masyarakat Adat yang ada di seluruh nusantara untuk berdoa, membuat ritual pemulihan dan bergandengan tangan bersatu padu, agar kehidupan menjadi rukun antara manusia dan manusia dan alam raya sehingga terciptanya keseimbangan hidup," jelas Philippus Kami, Ketua Badan Pengurus Harian (BPH) AMAN Wilayah Nusa Bunga.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Rakernas AMAN ke VI, Eustobio Rero Renggi menjelaskan alasan kemanusiaan di balik penundaan perhelatan akbar yang akan diikuti lebih dari 600 orang perwakilan BPH dari Wilayah dan Daerah, juga perwakilan Dewan AMAN Wilayah dan Dewan AMAN Daerah.

"Penundaan pelaksanaan Rakernas AMAN ke VI, merupakan respon kemanusiaan AMAN terhadap tragedi yang sedang berlangsung di Indonesia. Kepastian soal waktu penyelenggaraan Rakernas masih harus menunggu keputusan bersama antara Sekjend AMAN bersama dengan 14 anggota Dewan AMAN Nasional yang mewakili tujuh region di Nusantara," ungkap Renggi.

Mewakili pihak Panitia Pelaksana, Eustobio Rero Renggi mengucapkan terimah kasih kepada semua pihak, terutama kepada Pemerintah Daerah dan DPRD Ende, pihak Universitas Flores, Pemerintah Daerah Provinsi NTT dan Pemerintah Daerah di Flores Lembata, komunitas adat Saga yg sudah bersiap menerima tamu dari seluruh nusantara, para pengurus AMAN Daerah yang ada di wilayah Nusa Bunga dan tentu saja panitia lokal di Kota Ende dan para sukarelawan yang telah berkerja keras selama persiapan Rakernas AMAN ke VI.

"Terimakasih buat semua. Semoga niat budi baik bapa mama saudara dan saudari semua di berkati oleh Tuhan dan restu leluhur," kata Eustobio dalam rangkaian konferensi pers yang dihelat di Wisma Emaus, 16 Maret 2020.

Kepala Desa Saga, Aloysius Rasi ketika dimintai komentarnya mengatakan ucapan terimakasih atas dukungan aktif warga masyarakat di Komunitas Adat Saga untuk menyambut kegiatan tersebut. “Saya sangat berterima kasih sekali acara Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara (HKMAN) dan Perayaan Ulang Tahun AMAN ke 21 diselenggarakan di desa saya. Ini adalah kehormatan sekaligus momentum penting bagi kami untuk memperkenalkan adat istiadat Orang Saga kepada masyarakat luas,” ungkap Rasi.

Writer : Infokom AMAN | Jakarta