Oleh Raden Bambang bersama Apriadi Gunawan

Sariadi sudah tiga kali mengikuti vaksin Covid-19. Terakhir, pemuda adat asal Lombok Utara itu mendapatkan dosis vaksin ketiga atau booster pada Mei 2022. Tidak ada dampak buruk apa pun yang dirasakannya, kecuali rasa pegal saat jarum suntik menusuk kulit lengan bahu kanannya.

Pada awalnya, ia mengaku bahwa ia memang tidak mau divaksin karena takut. Namun, setelah mengikuti kegiatan sosialisasi yang dilakukan oleh AMAN Lombok Utara, Sariadi beserta keluarga akhirnya bersedia divaksin. Ia merasa imun tubuhnya jauh lebih baik setelah divaksin. 

“Awalnya, saya takut. Tapi, setelah itu, biasa saja. Tidak ada dampak yang saya rasakan, namun saat disuntik vaksin, sakit sedikit, terutama di lengan yang terasa pegal,” katanya di sela kegiatan sosialisasi vaksin Covid-19 di Komunitas Masyarakat Adat Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada 20 Mei 2022.

Sariadi menyatakan bersedia untuk divaksin karena alasan kesehatan mengingat kehadiran Covid-19 yang belum sepenuhnya berakhir. Meski kini kondisi mulai membaik, namun ia dan keluarga perlu tetap waspada.

“Saya ke mana-mana masih pakai masker meski sudah vaksin. Protokol kesehatan tetap saya patuhi, terutama ketika bepergian jauh,” ungkapnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini mengumumkan pelonggaran aturan terkait Covid-19. Kebijakan pelonggaran yang disampaikan oleh Jokowi secara langsung dalam tayangan konferensi pers dari Istana Bogor pada 17 Mei 2022, dikeluarkan karena pandemi di Indonesia dianggap sudah terkendali. Salah satu aturan yang dilonggarkan, yaitu penggunaan masker

Jokowi membolehkan masyarakat tidak menggunakan masker ketika sedang beraktivitas di luar ruangan atau area terbuka yang tidak padat orang. Namun, mencopot masker itu tidak berlaku bagi masyarakat kategori rentan, seperti lansia atau mereka yang memiliki penyakit penyerta (komorbid). Sementara bagi masyarakat yang mengalami gejala batuk dan pilek, Jokowi menegaskan agar tetap menggunakan masker ketika melakukan aktivitas.

Menindaklanjuti instruksi orang nomor satu di Tanah Air itu, AMAN Lombok Utara pun  melakukan sosialisasi Covid-19 di tiga komunitas Masyarakat Adat. Aktivitas sosialisasi dibuka oleh Kepala Desa Bayan Satradi serta dihadiri sejumlah pemuka, tokoh Masyarakat Adat, dan perwakilan dari Dinas Kesehatan setempat.

Satradi mengapresiasi kegiatan AMAN Lombok utara itu dalam sambutannya. Menurutnya, sosialisasi tersebut telah melibatkan seluruh komponen Masyarakat Adat di Desa Bayan. Ia berharap sosialisasi Covid-19 dapat terus dijalankan karena sebagian Masyarakat Adat di sana masih ada yang belum memahami pola hidup sehat agar terhindar dari paparan virus.

Sri Wahyuni, Kepala Puskesmas Senaru di Lombok Utara, menegaskan bahwa sosialisasi Covid-19 perlu terus ditingkatkan untuk menjaga agar perilaku masyarakat terhadap protokol kesehatan, tidak memudar. Ia mengingatkan bahwa ancaman Covid-19 masih ada di sekitar kita.

“Covid-19 belum hilang,” katanya. “Meski kondisinya sudah terkendali, tapi perlu tetap waspada. Di sinilah pentingnya sosialisasi itu.

Sri Wahyuni bersyukur AMAN cukup gencar melakukan sosialisasi Covid-19 di Lombok Utara. Hasilnya, Masyarakat Adat pun menjadi paham akan pentingnya vaksin Covid-19 bagi tubuh.

“Sampai saat ini, sudah hampir mencapai 95 persen Masyarakat Adat di daerah ini yang melakukan vaksin Covid-19,” ujarnya.

Rianom, Dewan AMAN Daerah (DAMANDA) AMAN Lombok Utara, mengatakan bahwa selama ini Masyarakat Adat di Lombok Utara telah menjadi garda depan dalam vaksinasi Covid-19. Hal tersebut terbukti dari tingginya jumlah keikutsertaan Masyarakat Adat di Lombok Utara dalam mengikuti program vaksin. Masyarakat Adat juga selalu hadir dalam kegiatan sosialisai Covid-19.

“Masyarakat Adat patuh terhadap program pemerintah, terutama terkait dengan vaksinasi Covid-19,” ungkap Rianom.

***

Penulis adalah staf Infokom AMAN Lombok Utara.

Tag : Emergency Respond AMAN Paer Daya Lombok Utara