[caption id="attachment_496" align="alignnone" width="2048"] Aksi Fron Save Gane, Masa aksi mendesak cabut izin korporasi Kehutanan[/caption] TERNATE� Sekelompok mahasiswa dan �Pemuda asal Gane, �baik �Gane Timur Gane �Barat �menggelar aksi ���di kawasan Simpang Tiga RRI Ternate ��dan depan Kantor Polda Maluku Utara. Dalam aksi itu mereka ��mengutuk keras adanya izin dan rencana �masuknya investasi korporasi besar di bidang kehutanan �di daerah ini. Dasar aksi mereka terkait �akan beroperasinya PT Pala Nirwana sebuah perusahaan kayu bulat yang akan mengeksploitasi hutan� dan kayu �dengan� luas izin konsesi mencapai �28 ribu hektar lebih di Gane .Aksi sekitar pukul 11. 00 WIT itu, �berawal dari Kampus Unkhair Gambesi �dilanjutkan di depan RRI. Di depan RRI mereka berorasi� sambil meminta� �disiarkan secara live. �Mereka �melanjutkan� aksi ke Polda Malut ��meminta �aparat �penegak hukum mengawal aksi mereka.� Melalui Rasuandi Salhu salah satu oratornya ��mendesak�� Gubernur Maluku Utara KH Abdul Ghani Kasuba dan Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba �mencabut izin beroperasinya PT Pala Nirwana yang akan� beroperasi �di Gane Timur, Gane Timur Selatan� Gane Barat dan Gane Barat Utara. Menurutnya, sudah ada pengalaman �sejak akhir tahun 80 an sampai 90 an ada empat perusahaan kayu yang masuk ke Gane �mengeksploitasi hutan �yakni PT Barito,� PT Solindo,� PT Jakarta Baru,� PT Mangtip,� PT Surya �Kirana Duta Mas �dan �PT Gelora Mandiri Membangun (GMM). Terakhir �masuk ��PT Korindo yang bergerak di bidang kelapa sawit. Ternyata kehadiran mereka hanya mendatangkan masalah. �Semua perusahaan yang masuk �hanya menimbulkan masalah, karena itu mereka meminta �Gubernur segera mencabut izin PT Pala Nirwana,�jangan sampai menjadi sumber masalah baru. �Kami ���meminta Gubernur �mencabut izin �operasi perusahaan� �bernomor 522.11/1101 �23 Desember 2014. ��Masyarakat Gane Timur menolak� perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan kayu bulat� maupun �perkebunan sawit,� cecar Rasuandi. Saat ini katanya, �masyarakat Gane meyakini perusahaan ini �akan beralih ke perkebunan seperti dilakukan eksploitasi kayu oleh PT GMM di Gane Barat Selatan dan Gane Timur �yang �selanjutnya menjadi perkebunan �sawit. Apalagi sebelum turunnya perusahaan ini beberapa tahun lalu, sempat disosialisasikan perkebunan kelapa sawit. Belakangan karena ditolak masyarakat, �mereka �kembali dengan alasan mengambil kayu bulat. ��Ada indikasi kuat akan masuk perusahaan� sawit,� tegasnya. Tidak hanya �desakan pencabutan izin, mereka juga mempersoalkan �AMDAL PT Pala Nirwana. �Sebab warga di Gane tidak pernah disosialisasikan �rencana masuknya perusahaan ini. Sosilisasi awal kelapa sawit setelah itu dirubah metode kayu bulat. Ada indikasi� didalam Amdal mereka� ada keganjilan.� �Karena itu masyarakat� kuatir dan menolak kehadiran perusahaan ini. �Kita �takut dampaknya,�katanya. Pengalaman menunjukan� setelah masuknya 4 perusahaan ��di Gane, terjadi baniir� besar �dan desa �di Gane Timur sempat tenggelam. �Karena alasan ini kami mendesak gubernur dan �bupati mencabut izin mereka,�ujarnya. Aksi yang didukung �sejumlah elemen mahasiswa itu� ikut meminta Kapolda mengawal perjuangan mereka. Para peserta aksi� ikut berjanji jika tuntan tidak ditindaklanjuti, mereka akan memboikot aktivitas �pemerintahan di kecamatan-kecamatan di Gane Timur.�(aji) Sumber:�http://kabarpulau.com Sumber : front-peduli-gane-tolak-masuknya-korporasi-kehutanan