Hasrat menghadirkan sejarah PEREMPUAN AMAN, lahir dari kekhawatiran betapa perempuan-perempuan adat mengalami kegagapan menceritakan organisasinya, bagian dari upayanya memperjuangkan pengakuan identitas diri sebagai perempuan adat. Bukan.. Bukan ingin menyudutkan perempuan adat apalagi menyalahkan mereka. Berkumpul, berbagi, melakukan konsolidasi masih menjadi barang mahal bagi perempuan adat. Hal ini dapat terlihat melalui perjalanan menghadirkan perempuan adat dari Kongres ke Kongres Masyarakat Adat Nusantara. Betapa perempuan adat, harus bertarung sangat keras memastikan mereka tampil dan membuktikan bahwa perempuan adat bagian dari gerakan masyarakat adat.

Penulisan buku (naskah) tumbuh Perjalanan PEREMPUAN AMAN adalah perjalanan itu sendiri. Cerita, kisah, dokumentasi perjalanan ini merupakan informasi yang terserak dalam berbagai bentuk helaian dokumen, ingatan pendamping perempuan adat, inisiator dan perempuan adat itu sendiri. Hamburan informasi ini juga terjadi secara berbeda untuk setiap orang, setiap masa, pada bagian mana dia terlibat didalam gerakan ini.�Buku (naskah) tumbuh ini diharapkan dapat menjadi jembatan bagi perempuan adat untuk mengenali kembali jejak yang sudah tersusun sampai saat ini dan memetakan jalan ke depan bagi gerakan perempuan adat di Indonesia.

Penulisan buku (naskah) tumbuh ini telah menghantarkan upaya refleksi atas gerakan perempuan adat.�Sebagai cikal rekaman sejarah PEREMPUAN AMAN dan bangunan gerakan perempuan adat di Indonesia, naskah ini membutuhkan banyak masukan dari berbagai pihak yang telah terlibat dalam meletakkan gagasan dasar membangun gerakan perempuan adat di Nusantara.

Buku (naskah) tumbuh ini didedikasikan kepada perempuan adat pejuang baik yang digaris depan maupun yang bertarung harian dalam ranah memastikan kehidupan keluarga dan komunitas terus berjalan dan gerakan dapat terus berkobar, kepada para penggerak dan pendukung yang banyak bekerja dalam diam.

Unduh�Perjalanan PEREMPUAN AMAN dalam Kongres Masyarakat Adat Nusantara 1999-2017

Sumber : perjalanan-perempuan-aman-dalam-kongres-masyarakat-adat-nusantara-1999-2017