[caption id="attachment_500" align="alignnone" width="600"] Ilustrasi.[/caption] TERNATE, LO.com ��PT. Adidaya Tangguh didesak angkat kaki dari Kabupaten Pulau Taliabu. Desakan ini muncul dari�Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI)Provinsi�Maluku Utara�(Malut). Pasalnya, perusahaan yang bergerak dibidang pertambangan ini telah mekakan korban jiwa. Mereka adalah Ifan Butabona (9 tahun) dan Jidan Bidotama (3 tahun) warga Desa Tolong, Dusun Fango�Pulau Taliabu akibat tertindih beton penampung air bersih yang dibuat perusahaan tersebut. Bahkan, sebelumnya satu warga Desa Todoli turut menjadi korban akibat�ditabrak oleh�truk perusahaan�dan mengalami luga sobek dikepalanya. Dari data yang dikantongi�WALHI�Malut menyebutkan,�PT. Adidaya Tangguh�yang bergerak dibidang�Biji Besi�sejak�tahun 2009ini mulanya telah ditolak masyarakat. Karena, sejumlah�tanaman�milik warga�Desa, Tikong, Tolong, Padang, Ufung dan Desa Todoli digusur paksa dan diklaim sebagai tanah Negara atas izin dari Pemerintah Daerah. Staf lapangan WALHI Malut,�Damrin Panigfatkepada LO.com Jum�at (09/12/2016) tadi mengatakan,�apa yang dikhawatirkan masyarakat itu�telah�sudah terjadi. Air dari dua suangai besar di Pulau Taliabu yakni sungai terbesar di Pulau Taliabu�telah berwarna�kecoklatan. �Sungai ini jarang sekali banjir besar hingga meluap ke tanaman masyarakat, tetapi sekarang sering sekali terjadi banjir,� katanya. Menurut�dia, dari�67�izin�usaha�pertambangan (IUP)�dari�11 perusahaan yang ada�di Pulau Taliabu�dipastikan�merusak�hutan lindung. �Semua pejabat telah tau kalau PT Adidaya Tangguh ini sebenarnya bermasalah�sejak�izin pertama keluar�tahun2009. Sementara�amdal�baru dilakukan sekarang, seharusnya�amdal harus lebih dulu baru disusul izin kegiatan,� ujarnya. �Sehingga itu, WALHI Malut mendesak�harus ada proses hukum kepada pihak terkait yangturut�campur merusak lingkungan di Taliabu sampai memakan korban�jiwa,� tegasnya.(zl.red) Sumber: Lentera Online Sumber : walhi-malut-mendesak-perusahan-tambang-ini-angkat-kaki-dari-taliabu