Oleh Nesta Makuba

Suku Walsa di  Distrik Waris, Kabupaten  Keerom,  Papua menyatakan siap untuk bergabung menjadi anggota organisasi Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN).   

Pernyataan Masyarakat Adat di Kabupaten Keerom ini disampaikan oleh Kepala Suku Walsa saat menghadiri acara sosialisasi pengusulan anggota AMAN yang dilaksanakan oleh Pengurus AMAN Jayapura di Kampung Pund Distrik Waris belum lama ini.

Suku Walsa berada di wilayah perbatasan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Papua. Suku yang tersebar di lima kampung ini masih satu kesatuan dengan Masyarakat Adat di wilayah adat Tabi.

Jhon Dahay, salah seorang Masyarakat Adat dari Kampung Banda di perbatasan Indonesia – Papua Nugini menyampaikan isi hatinya saat acara sosialisasi. Jhon menyebut Masyarakat Adat di wilayah perbatasan Indonesia dan Papua Nugini kurang mendapat jaminan kepastian hukum atas hak-hak yang melekat pada diri mereka sejak nenek moyang. Diakuinya, pelayanan pemerintah cukup baik, tetapi pemanfaatan sumber daya alam dikendalikan oleh pihak lain.

“Kami sangat mengharapkan pendampingan, AMAN harus  hadir untuk memastikan bahwa kami juga punya hak  yang di jamin dalam negara ini,” sebutnya.

Kepala Suku Walsa dari Kampung Kalimala, Domianus Wey mengatakan alasan mereka ingin bergabung dengan organisasi AMAN karena ingin setara dengan Masyarakat Adat yang lain. Dikatakannya, selama ini Masyarakat Adat Suku Walsa banyak mengalami kelemahan dari sisi jaminan kepastian hukum. Banyak kegiatan atau proyek negara yang dibangun diatas tanah adat mereka tanpa memandang sisi kemanusiaan dan kehidupan Masyarakat Adat. Domianus menambahkan Masyarakat Adat Suku Walsa tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghempang kegiatan yang hanya  menggarap potensi sumber daya alam di lahan adat mereka.  

“Hak-hak kami dikangkangi, tidak ada kepastian hukum. Untuk itu, kami ingin bergabung dengan AMAN agar bisa setara dengan Masyarakat Adat yang lain, yang dihargai dan dihormati di negerinya sendiri,” ungkap Dominggus Wey saat menghadiri sosialisasi pengusulan anggota AMAN.

Delapan komunitas suku yang tergabung dalam satu kesatuan Masyarakat Adat Suku Walsa Permanggem di Kabupaten Keerom, Papua ini hadir dalam acara sosialisasi yang dilaksanakan AMAN Jayapura.

Sosialisasi sehari ini menghasilkan beberapa kesepakatan, salah satunya menetapkan Suku Walsa Permanggem masuk sebagai salah satu anggota komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN.

Sosialisasi Pengusulan Keanggotaan AMAN - Suku Walsa. Dokumentasi AMAN

AMAN Membuka Diri

Ketua Pelaksana Harian AMAN Daerah Jayapura Benhur Wally menyebut keberadaan Suku Walsa Fermanggem ini cukup penting untuk diakomodir menjadi komunitas Masyarakat Adat anggota AMAN. Menurutnya, upaya ini sebagai bagian dari perlindungan Masyarakat Adat di perbatasan negara Indonesia.

“Suku ini ada di Indonesia dan ada di Papua Nugini. Mereka punya keunikan sehingga tradisi dan budayanya serta peninggalan nenek moyangnya harus dilestarikan dan dilindungi,” ujarnya.

Benhur mengatakan akan terus berusaha melakukan sosialisasi kepada suku-suku yang lain, agar semua bisa tergabung menjadi anggota AMAN.

“Kami membuka diri kepada komunitas Masyarakat Adat lain yang belum bergabung dengan AMAN, bisa berkoordinasi supaya kami datangi,” tuturnya.

Pada kegiatan sosialisasi ini, Benhur memberikan informasi pentingnya keberadaan Masyarakat Adat dalam sebuah negara, serta kepastian hukum yang diatur dalam Undang-Undang. Benhur juga menjelaskan dalam acara sosialisasi ini tentang kerja-kerja AMAN untuk Masyarakat Adat di Papua. Ia menegaskan akan selalu mendampingi Masyarakat Adat Papua untuk mempertahankan kehormatan di atas tanah adatnya sendiri.

Benhur menerangkan untuk tetap mempertahankan nilai-nilai kesakralan adat, serta jati diri sebagai Masyarakat Adat dalam mempertahanan indentitas diri dari ancaman global yang terus mengikis nilai-nilai adat dan budaya itu sendiri.

“Persatuan kita mengikat, kita tetap mempertahankan jati diri sebagai Masyarakat Adat yang dilindungi UUD, dan memiliki hak-hak dasar atas tanah, hutan, wilayah hukum adat dan norma-norma adat yang telah ada sejak nenek moyang,” tegas Benhur Wally.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Jayapura, Papua

Writer : Nesta Makuba | Jayapura, Papua
Tag : Suku Walsa Perbatasan RI - Papua Nugini Siap Bergabung ke AMAN