Oleh Arnold Prima Burara’

Pengurus Daerah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Toraya bekerjasama dengan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara melaksanakan kegiatan pelatihan peningkatan kapasitas Kepala Desa atau Kepala Lembang di Lembang Awa’ Kawasik, Kecamatan Balusu, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan.

Pelatihan yang berlangsung selama tiga hari mulai 24-26 September 2024 ini mengusung tema : “Kunjungan Belajar Kepala Lembang”.

Pelatihan membahas tentang tatacara dan kerangka penyusunan Peraturan Desa yang baik, khususnya dibidang pembangunan desa berbasis kearifal lokal wilayah adat (UU Desa No. 6 tahun 2014), politik, dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes)

Agung Wijaya, salah seorang fasilitator dalam pelatihan memberikan penjelasan dalam kegiatan ini bahwa membangun desa bukan hanya sebatas teori. Menurutnya, pelatihan kepala desa berbasis teori tidak cukup efektif untuk meningkatkan kapasitas, harus disertai praktek.

Agung juga mengingatkan hal yang paling mendasar dalam menyusun peraturan desa adalah identifikasi wilayah. Ia mendorong kepala desa membuat peta tata ruang desa.

“Peta tata ruang desa ini nantinya yang menggambarkan secara spesifik terkait potensi yang ada di desa,” ungkapnya.

Selain Agung Wijaya, ada juga narasumber lainnya yang turut memberikan materi dalam pelatihan ini yaitu Abdi Akbar dan Arifin Saleh Monang dari Pengurus Besar AMAN, Moh. Maulana dari Perhimpunan Pembela Masyarakat Adat Nusantara region Sulawesi.

Ketua Pelaksana Harian Daerah AMAN Toraya Romba’ Marannu Sombolinggi’ menjelaskan tujuan dilaksanakannya kegiatan pelatihan ini untuk meningkatkan kapasitas setiap Kepala Lembang dalam pembangunan desa berbasis wilayah adat. Romba menerangkan kegiatan ini sangat penting diikuti oleh Kepala Lembang. Sebab, Kepala Lembang ini merupakan garda terakhir dalam perlindungan hak-hak Masyarakat Adat.

“Karena itu, AMAN menilai pelatihan ini penting untuk Kepala Lembang agar mereka paham dalam bertindak dan melindungi hak-hak Masyarakat Adat,” kata Romba Marannu.

Dikatakannya, AMAN bukan hanya mengurus tentang adat dan budaya, tapi semua aspek kehidupan Masyarakat Adat, mulai dari wilayahnya, hak-haknya bahkan kesejahteraan ekonominya.

Namun, yang paling penting adalah AMAN selalu berjuang untuk pengakuan dan perlindungan hak-hak Masyarakat Adat baik melalui Undang-Undang, Peraturan Daerah dan Peraturan Pemerintah lainnya.

Dalam kesempatan ini, Romba Marannu juga mendorong dan meminta kesiapan Kepala Lembang (Kepala Desa) dalam mendukung politik yang bermartabat yaitu desa tanpa money politik. 

“Money politik ini sudah merusak hampir semua lini kehidupan manusia, terutama adat,” katanya, sembari meminta kesiapan salah satu Kepala Lembang untuk dilakukan pendampingan dengan proses edukasi di wilayahnya.

Kepala Lembang Pongbembe, Marselina Taruk Linggi, menyatakan senang bisa ikut dalam pelatihan ini. Ia mengaku banyak manfaat yang bisa diambil dari pelatihan, termasuk upaya menjadikan desa bermartabat tanpa praktek money politik.

“Sekarang ini praktek money politik sudah terang terangan, sampai anak kecil pun mengetahuinya. Ini tantangan bagi kami untuk menjadikan desa bermartabat tanpa money politik,” katanya.

Staf ahli Bupati Toraja Utara, Medan Sandabunga dalam sambutannya mewakili Bupati Toraja Utara mengapresiasi kegiatan ini. Ia menyampaikan pesan Bupati Toraja Utara kepada semua Kepala Desa (Kepala Lembang) yang ikut agar memanfaatkan kegiatan ini.

“Harapannya supaya apa yang dipelajari nantinya dapat diimplementasikan di setiap desa, demi kemajuan daerahnya dan kesejahteraan masyarakatnya,” kata Medan Sandabunga di Lembang Awa’ Kawasik pada Kamis, 24 September 2024.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (PMD) Kabupaten Tana Toraja Marida Bungin, dan beberapa staf PMD Kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara.

Kepala Dinas PMD Kabupaten Tana Toraja Marida Bungin menyatakan kegiatan ini harus bisa dimanfaatkan oleh para Kepala Lembang (Kepala Desa). Ia pun berharap semua Kepala Lembang betul-betul belajar dari kegiatan ini. 

“Kesempatan seperti ini jarang kita dapatkan, apalagi berbicara soal adat dan kearifan lokal, ini harus dimanfaatkan,” kata Marida.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat dari Toraya, Sulawesi Selatan

Writer : Arnold Prima Burara' | Toraya
Tag : AMAN Toraya