Oleh Tim Infokom AMAN

Kapal Motor (KM) Althaf pembawa lima orang Masyarakat Adat yang sempat dilaporkan hilang kontak selama 30 jam  saat hendak berangkat ke pulau Enggano di Bengkulu akhirnya ditemukan di perairan Lampung pada Selasa, 27 Mei 2025.

Kapal yang dinakhodai seorang kapten dan dua Anak Buah Kapal (ABK) ini ditemukan dalam kondisi mesin rusak.

Humas Basarnas Bengkulu, Mega Maysilva membenarkan KM Althaf telah ditemukan dalam kondisi mesin kapal mengalami gangguan pada Senin, 27 Mei 2025. Mega menuturkan penemuan kapal yang telah sempat dinyatakan hilang kontak ini berawal dari informasi yang disampaikan oleh Fengki, salah seorang ABK KM Althaf.

“Kapal KM Althaf dilaporkan berada di perairan Lampung dalam kondisi ada kerusakan pada mesin kapal. Namun, penumpang selamat," kata Mega pada Selasa, 27 Mei 2025.

Ditambahkannya, saat ini tim Basarnas bersama Angkatan Laut sedang menuju lokasi terdekat untuk melakukan evakuasi terhadap seluruh penumpang dan ABK.

"Kami mohon doanya agar lancar dan tim segera bertemu dengan para korban selamat,” imbuhnya.

Hilang Kontak

Lima orang Masyarakat Adat yang menjadi penumpang kapal nelayan Althaf GT 21 dilaporkan hilang kontak saat berlayar dari pelabuhan pulau Baai menuju pulau Enggano di Bengkulu.

Kapal yang berangkat dari pelabuhan pulau Baai tersebut seharusnya sudah tiba di pulau Enggano pada Minggu, 25 Mei 2025. Namun hingga Senin, 26 Mei 2025, kapal yang dinakhodai seorang kapten kapal dan dua Anak Buah Kapal (ABK) belum berlabuh dan hilang kontak.

Alamudin selaku Kepala Desa Kaana di pulau Enggano menyatakan seharusnya jika kondisi laut dalam keadaan normal, kapal yang ditumpangi lima orang Masyarakat Adat tersebut seharusnya sudah tiba pada Minggu, 25 Mei 2025 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

"Sampai saat ini kapal masih hilang kontak," kata Alamudin, saat dihubungi di Bengkulu pada Senin, 26 Mei 2025.

Alamudin menyebut kapal tujuan pulau Enggano yang hilang kontak ini sedang membawa  sembako dan lima orang Masyarakat Adat. Kelima penumpang Masyarakat Adat tersebut adalah Dowita (P) 35 tahun, Danil (L) 40 tahun, Novi (L) 36 tahun, Nata (L) 5 tahun dan Nakib (P) 3 tahun.

Dijelaskan, salah seorang penumpang kapal bernama Dowinta hendak pergi ke pulau Enggano untuk menyelesaikan urusan adat Lepas Lantang pasca suaminya meninggal di Kabupaten Kepahiang.

Lepas Lantang merupakan salah satu tradisi Masyarakat Adat di pulau Enggano apabila ada keluarga yang meninggal.

Dowinta berangkat bersama kedua anaknya yaitu Nata dan Nakib serta ditemani kakaknya : Novi dan Danil. Mereka berangkat dari pelabuhan pulau Baai tujuan daerah asal almarhum suaminya di wilayah adat Malakoni.

Ketua Pelaksana Harian AMAN Daerah Enggano Mulyadi menjelaskan suami Dowinta baru meninggal enam hari yang lalu.  Ia berangkat dari Kepahiang ke pulau Enggano untuk menyelesaikan soal adat almarhum suaminya.

Kapal berangkat membawa Dowinta dan keluarganya dari pelabuhan pulau Baai pada Sabtu, 24 Mei 2025 pukul 15.00 Wib. Sampai saat ini, kapal belum tiba di pulau Enggano.

Harusnya jika kondisi laut dalam keadaan normal, kapal yang ditumpangi oleh korban harusnya tiba pada Minggu 25 Mei 2025 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.

Writer : Infokom AMAN | Jakarta
Tag : AMAN Enggano