Jakarta (7/8), www.aman.or.id - Masyarakat Adat Bayan di Karang Bajo, Bayan, Lombok Utara masih kekurangan logistik dan obat-obatan. Mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian dengan kondisi seadanya bahkan kekurangan air minum.
“Yang paling urgen saat ini untuk Bayan paling logistik dan obat-obatan,” Hariyanto, Pemuda Adat Bayan melaporkan langsung dari Bayan.
Sejak gempa minggu terakhir Juli, Masyarakat Adat di Bayan tinggal di pengungsian. Ketika gempa Minggu (5/8), mereka sudah di luar rumah sehingga korban jiwa tidak bertambah seperti saat gempa pertama.
Meskipun demikian, jumlah korban meninggal justru bertambah dari sebelumnya 3 orang saat gempa Minggu (29/7) menjadi 7 orang setelah gempa lagi Ahad (5/8). Sampai saat ini data para korban belum bisa diidentifikasi.
“Korban meninggal di Bayan ada 7 orang. Total korban ini sudah gabungan dari dua gempa utama, hanya belum diidentifikasi. Karena para korban hanya di satu dusun dekat kampung saya,” lanjut staf Infokom PB AMAN itu.
Sementara itu infrastruktur jalan menuju Bayan nyaris putus. Hal ini mengakibatkan pendistribusian bantuan berupa logistik tersendat. “Namun untuk sementara bisa dilalui, tapi harus hati-hati karena di beberapa titik jalan terjadi keretakan dan pecah-pecah,” katanya.
Sehubungan dengan itu, posko-posko pengungsian di Bayan masih terus menunggu bantuan. Logistik, air dan obat-obatan, tegas Anto, adalah kebutuhan pokok bagi para pengungsi.