BPAN NTB Ajak Anak-Anak Pengungsi Bermain dan Belajar
25 Agustus 2018 Berita Jakob SiringoringoJakarta (25/8), www.aman.or.id - Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Wilayah NTB mengajak anak-anak belajar bersama di Desa Belanting, Kecamatan Sambalia, Kabupaten Lombok Timur, Jumat (24/8). Dalam keadaan yang sangat terbatas, semangat mereka untuk belajar justru tak terbatas.
Sejak gempa 6,4 SR melanda NTB, seluruh sekolah khususnya di Lombok diliburkan. Selain karena peserta didik ikut terkena dampak gempa, gedung sekolah juga runtuh. Praktis mereka berhenti belajar reguler di ruang kelas.
Hal itulah yang dilihat BPAN NTB. Mereka tanggap akan kebutuhan anak-anak terhadap pendidikan. Dewan Nasional BPAN Region Bali-Nusa Tenggara Lalu Kesuma Jayadi mengajak para pemuda adat untuk ambil bagian. Mereka mengajak anak-anak pengungsi untuk belajar dan bermain di pekarangan sekitar reruntuhan pemukiman.
“Anak-anak ini sudah hampir sebulan tidak sekolah. Mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian. Sekolah mereka hancur,” kata Lalu Kesuma Jayadi.
Selain itu, anak-anak juga hidup dalam kondisi trauma. Sangat tepat mereka mendapat teman bermain dan belajar sembari menunggu situasi benar-benar aman.
“Hidup traumatik. Tinggal di tenda-tenda pengungsian. Itu yang membuat kami tergerak untuk memberikan pemulihan rasa trauma (trauma healing), belajar & bermain bersama,” jelasnya.
Seorang relawan, Martha Rhikadela, bertindak sebagai “guru” dadakan. Ia mengajak anak-anak bernyanyi dan bermain. Menurut Martha, proses tersebut bermaksud agar terus menjaga api semangat anak-anak untuk belajar.
“Mereka yang memiliki mimpi harus terus disemangati. Mereka adalah generasi penerus,” kata dia.Martha mengaku awalnya ia hanya mengingat anak-anak tersebut. Sebelum bertemu, ia membelikan makanan. Ia bersama Lalu Kesuma Jayadi dan Lalu Pazah dari Gerakan Mahasiswa Pemuda Tatas Tuhu Trasna (GEMA TASTURA)—ketiganya pemuda dari Lombok Tengah—yang tengah membagikan bantuan ke Lombok Timur, akhirnya bertemu dengan anak-anak tersebut. Aksi spontan itu membuat mereka larut bermain bersama anak-anak.
“Tadinya cuma bawa air, kardus sama beberapa keperluan bayi. Saya kepikiran anak-anak. Lalu saya beliin makanan untuk mereka. Saya bagikan dan akhirnya tak ajak main-main semuanya,” katanya saat dihubungi aman.or.id.
Jakob Siringoringo - Infokom PB AMAN