[caption id="" align="alignleft" width="288"] Pejuang Perempuan Adat[/caption] Perjuangan Ibu Werima selama Hidupnya Werima Mananta, tumbuh dan besar di lokasi pengungsian Provinsi Sulawesi Tengah, saat pergolakan DI/TII Kahar Mudzakkar pada tahun 60-an. Setelah sekian lama mengungsi, ibu Werima kembali ke kampong halamannya pada tahun 2002 dengan niat membangun kampong, tetapi yang ditemuinya kampungnya (Dongi) sudah menjadi area Tambang Nikel oleh PT Inco ( pada saat itu) dan sekarang menjadi PT. VALE kampong tempat kelahiran ibu Werima sebahagian berubah menjadi lapangan golf dan kantor perusahaan, sebahagian lagi jadi area tambang. Bahkan situs-situs kuburan tua leluhur orang Dongi sebahagian hilang karna aktifitas tambang. Dari situlah ibu Werima memulai perjuangannya bersama saudaranya dan beberapa orang Dongi untuk merebut kembali Tanah leluhur mereka tersebut. Pada tahun 2003 ibu Werima terpilih sebagai Ketua Organisasi Adat Kampong Dongi menggantikan kakak kandungnya yaitu Naomi Mananta. Periode awal ibu Werima mulai melakukan aksi demonstrasi menentang tambang, melawan kebijakan Pemerintah Kabupaten Luwu Timur menentang relokasi masyarakat Dongi, tahun 2005. Ibu Werima menggalang kekuatan dan dukungan hingga ke tingkat Internasional melalui AMAN, Jatam dan Walhi. Sebuah pengakuan atas kepemimpinan ibu Werima memimpin Kampong Dongi. Pihak perusahaan merasa terancam dengan keberadaannya, sampai perusahaan melakukan intimidasi, teror dan bujuk rayu dengan iming-iming materi pada ibu Werima supaya tidak menentang perusahaan lagi. Pada tahun 2010 ibu Werima bersama masyarakat adat Dongi melakukan pemetaan wilayah adat Kampong Dongi dan melanjutkannya pada tahun 2012 dengan hasil sebuah masterplan-tata ruang dan tata produksi Kampong Dongi. Tahun 2012 sampai awal 2013 pihak perusahaan kembali mengajak ibu Werima melakukan negoisasi penyelesaian konflik masyarakat adat Kampong Dongi. Meski negosiasi dilaksanakan sebanyak tiga kali, tetapi tidak pernah mencapai kesepakatan. Dalam perjuangannya Ibu Werima sering sakit parah, tetapi berkat ketegaran dan kegigihannya dalam berjuang, dia tidak menghiraukan lagi sakit yang dideritanya hingga dokter memvonis ibu Werima terserang gagal ginjal. Dalam berjuang, Ibu Werima mempunyai perinsip, “lebih baik kami mati di tanah leluhur kami dari pada kami meninggalkan tanah leluhur”. Semoga keikhlasannya dalam berjuang akan mengantarkan ibu Werima ke surga bertemu dengan leluhur dan sang pencipta, Amin. Bio Data Almarhumah Werima Mananta Nama: Werima Mananta T.Tgl Lahir:Dongi 25 Juli 1946 Nama Orang Tua: Bapak: Moi Mananta Ibu: Meyoko Anak kedelapan dari Sembilan bersaudara Suami: Arie Massie Anak : 1. Mildred Massie 2. Imelda Massie 3. Amanzan Massie Cucu: Enam Orang 1. Alfa Bangga 2. Lika Bangga 3. Farensila 4. Tessa 5. Felicia Massie 6. Fenalla Massie 7. Agama: Advent Jabatan dalam Organisasi: 1. Guru Sekolah Sabat di Gereja Advent Pali Jabatan Adat: 1. Wakil Kepala Suku Dongi, Tahun 2009 s/d tgl 19/07/2013 pagi menghembuskan nafas 2. Ketua Organisasi masyarakat adat Dongi,Tahun 2003 sampai sekarang.