Dingin disertai gerimis, pagi itu Jumat, 15 Pebruari 2013, tidak membuat surut semangat pemuda adat yang sedang berada di tengah�tombak (hutan) adat Ompu Ronggur Simanjuntak. Tidak ada yang berpangku tangan, masing-masing mengambil kesibukannya sendiri. Tangan-tangan dengan lincah mengupas ubi, yang akan segera dimasak sebagai hidangan sambil minum kopi pada saat pertemuan siangnya. Nenas, salah satu produksi pertanian khas Sipahutar, juga telah tersedia, yang sengaja dibawa dari kampung untuk disajikan saat makan siang. Kaki-kaki yang kuat dengan bahu yang kekar� mengangkat jerigen air yang diambil dari sumber air bersih, untuk air minum tamu-tamu yang sedang dalam perjalanan menuju lokasi pertemuan. Persiapan pertemuan ini sudah dilakukan secara bersama sejak seminggu sebelumnya. Wajar karena tempat pelaksanan kegiatan sangat jauh dari kampung yaitu sekitar 2,5 jam kalau ditempuh dengan jalan kaki. Tetapi jika ditempuh dengan kereta�(istilah orang Tapanuli untuk menyebut sepeda motor) cukup dengan waktu setengah jam saja. Pemuda adat komunitas keturunan Ompu Ronggur Simanjuntak mendirikan rumah pemuda di atas tanah adatnya. Di mana tanah adat tersebut juga diklaim oleh perusahaan PT. Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk yang masuk dalam konsesi mereka. Pembangunan rumah pemuda adat ini juga dilakukan dalam rangka menyambut dan mensukseskan pertemuan pemuda adat Tano Batak. Beratap seng, berlantai papan tanpa dinding,� dan dibangun atas swadaya pemuda adat sendiri. Di pojok lain,� di areal yang sangat luas ini terlihat juga pemuda lain sedang menancapkan bendera-bendera Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN). Bendera berkibar gagah menjadi penunjuk arah jalan ke tempat pelaksanaan pertemuan tersebut. Karena kegiatan dilaksanakan pada tempat yang jauh dari pemukiman penduduk, maka semua urusan persiapan termasuk urusan komsumsi dan memasak harus dikerjakan pemuda adat tersebut. Dalam hal ini, prinsip senasib sepenanggungan sedang diuji dalam semua proses persiapan. Semua hal itu melahirkan kebersamaan di antara pemuda, sebelum dimulainya pertemuan secara resmi oleh Ketua BPH AMAN Wilayah Tano Batak, Roganda Simanjuntak. Peserta pertemuan dari berbagai kabupaten/kota dengan berjalan kaki mulai tiba di tempat sekitar pukul 08:30 wib. Bersama rombongan undangan, perempuan adat juga tiba di lokasi kegiatan. Mereka tiba dengan semangat, sekalipun harus berbasah-basah karena hujan. Tetamu yang datang langsung disambut oleh pemuda adat yang sudah sejak tiga hari sebelumnya berada di�tombak�tersebut. Diawali dengan diskusi tentang peran penting pemuda adat dalam perjuangan masyarakat adat, lalu dilanjutkan dengan pembacaan janji Barisan Pemuda Adat Nusantara yang dipimpin oleh Ketua BPH AMAN Wilayah Tano Batak, pertemuan pun segera dimulai. Pimpinan sidang sementara adalah pengurus wilayah AMAN Tano Batak. Sedangkan untuk melanjutkan persidangan, peserta memilih dan menetapkan tiga orang pimpinan sidang yang akan mengarahkan persidangan sampai berakhirnya pertemuan. Penetapan pimpinan sidang juga dengan memperhatikan keterwakilan perempuan dan laki-laki yakni: Rosalia Silitonga, Pancur Simanjuntak dan Jhontoni Tarihoran. Pada situasi hujan dan dinginnya cuaca, persidangan tetap berjalan dengan hangat, dan terkadang dengan lantang terdengar yel-yel: �Pemuda Adat!, Bangkit Bersatu!, TPL...Tutup!� Berbagai keputusan pun ditetapkan, mulai dari pembukaan persidangan, jadwal kegiatan, tata tertib, sidang komisi, proses pencalonan ketua, dan penetapan ketua sampai penutupan pertemuan. Semuanya berjalan dengan lancar dan sesekali keputusan harus ditinjau ulang karena adanya usulan atau saran dari peserta yang hadir. Sidang komisi juga berhasil merumuskan tentang:�Kriteria, Tata Cara Pencalonan dan Proses Pemilihan Ketua Barisan Pemuda Adat Wilayah Tano Batak 2013-2016. Pada proses pemilihan Ketua, peserta pertemuan memilih dan menetapkan Saudara Pancur Simanjuntak menjadi ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Wilayah Tano Batak periode 2013-2016, yang pemilihannya secara aklamasi.�Dengan terpilihnya ketua BPA wilayah Tano Batak para undangan mengucapkan selamat dan menyampaikan harapan-harapan kepada organisasi yang baru dideklarasikan tersebut. Peserta yang turut hadir di antaranya Delima Silalahi, Koordinator Studi dan Advokasi KSPPM, lembaga yang mendampingi berbagai kelompok masyarakat adat di Tapanuli; Trisna Harahap staf KSPPM; Hotasi Simamora, Ketua Aliansi Peduli Tano Batak serta� Dewan Adat AMAN Wilayah Tano Batak Maradona Simanjuntak dan komunitas adat keturunan Ompu Ronggur Simanjuntak. Sebelum pertemuan ini ditutup secara resmi, Roganda Simanjuntak menyerahkan bendera AMAN kepada ketua BPAN terpilih. Hal ini sebagai simbol bahwa gerakan masyarakat adat di Tano Batak, menjadi bagian perjuangan Pemuda Adat Tano Batak: untuk mewujudkan�Masyarakat Adat dan Bangsa Indonesia�yang berdaulat, mandiri, dan bermartabat�sesuai dengan janji Barisan Pemuda Adat Nusantara. Pemuda adat, Bangkit bersatu! ***

Jhontoni Tarihoran

Sumber : pemuda-adat-tano-batak-bangkit-bersatu