Oleh Nurdiyansah Dalidjo

Sejak Senin (4/10/2021), banjir besar melanda Kabupaten Paser, Kalimantan Timur. Diperkirakan sekitar 1.500 warga menjadi korban. Banjir besar yang melanda enam komunitas Masyarakat Adat tersebut, merupakan yang terbesar selama puluhan tahun.

Anita, perempuan adat dari wilayah pengorganisasian Pengurus Harian Daerah (PHD) Paser, mengabarkan (8/10/2021) bahwa wilayah-wilayah yang terendam banjir saat ini tengah mengalami pemadaman listrik, sedangkan air masih terus naik dan merendam kawasan permukiman, kebun, dan jalan.  

Selama beberapa hari sejak banjir melanda, bantuan yang mengalir baru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang telah mulai mengevakuasi warga ke lokasi yang lebih aman. Komunitas Masyarakat Adat yang terdampak secara serius, antara lain Komunitas Masyarakat Adat Bente Tualan, Mendik, Olung Toyuk, Lambakan, Tompok, dan Rantau Belimbing.

“Masyarakat Adat di Longkali sedang mengungsi dan bantuan belum ada,” ungkap Anita. “Mereka sedang mengupayakan dapur umum.”

Saat ini, kebutuhan darurat akan perahu karet, amat diperlukan untuk mengevakuasi warga dan mendistribusikan bantuan. Akses jalan dari dan menuju kampung dilaporkan sudah tidak lagi bisa dilalui kendaraan darat karena ikut terendam banjir. Warga juga meminta pertolongan untuk bahan makanan, di mana stok yang kini tersedia hanya cukup untuk mereka bertahan selama sekitar dua hari. Kebutuhan khusus bagi perempuan dan anak-anak pun mendesak untuk bisa segera disalurkan, seperti makanan bayi, selimut, popok, pembalut, susu, pakaian, dan lainnya.

Belum terdapat kabar resmi dari pemerintah terkait dengan penyebab banjir besar yang tiba-tiba menghantam Zona Ring Dua yang tak lain adalah penyangga bakal Ibu Kota Negara (IKN) tersebut. Selain penyangga IKN, wilayah-wilayah yang dilanda banjir pun memiliki perkebunan sawit. Sejumlah pihak menduga bahwa bencana itu disebabkan oleh pula banyaknya aktivitas pertambangan di sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Telake yang kemudian mengakibatkan sedikitnya tiga kecamatan di Paser akhirnya terkepung air.

Warga tengah mengevakuasi diri dari rumah yang terendam banjir di Paser. Sumber foto: Dokumentasi AMAN.

Masyarakat Adat Bente Tualan mengabarkan kalau listrik di sana telah padam. Ada lebih dari 450 kepala keluarga dengan perkiraan jumlah warga yang terdampak banjir sekitar 1.500 orang. Mereka terpaksa mengungsi di tiga lokasi maupun wilayah yang telah ditentukan oleh pihak RT (Rukun Tetangga) setempat.

Pada Jumat siang (8/10/2021), warga memberi tahu bahwa air masih terus naik dan merendam rumah-rumah warga di Komunitas Masyarakat Adat Bente Tualan

“Saat ini, AMAN tengah membangun Posko Tanggap Darurat untuk Banjir di Paser serta membuka donasi bantuan untuk korban banjir,” ungkap Anas Radin Syarif sebagai Ketua Tanggap Darurat AMAN.

***

Informasi lebih lanjut mengenai Posko Tanggap Darurat AMAN untuk Banjir di Paser maupun penyaluran bantuan bagi korban bencana di sana, dapat menghubungi:

Firman Nur Ikhwan (0813-1833-5840)
Isna (0877-5740-3646)
Setting Beraan (0812-5488-0875)