Hari ini tanggal 12-12-2012, tak kurang dari 800-an orang, yang terbagi dari pemangku-pemangku adat, ketua-ketua kampong, pemuda adat, perempuan adat serta warga masyarakat adat Rakyat Penunggu dari kampong-kampong yang tersebar di Kota Medan, Binjai, Kabupaten Deli Serdang, Langkat, Sidikalang dan Pakpak Bharat berduyun-duyun datang memadati wilayah adat Rakyat Penunggu Kampong Tanjung Mulia untuk berkumpul dan menyaksikan kedatangan Ketua Umum BPRPI, Ketua BPH AMAN Sumut, Plt Gubernur Sumatera Utara, KOMNAS HAM dan DAMANAS dalam meresmikan Balai Adat Afnawi Noeh diatas tanah adat Rakyat Penunggu Kampong Tanjung Mulia, Kecamatan Percut Sei Tuan. Kedatangan Ketua Umum Badan Perjuangan Rakyat Penunggu Indonesia (BPRPI), bapak Harun Noeh yang juga Ketua Badan Pengurus Harian Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Sumatera Utara (BPH AMAN Sumut), bapak pelaksana tugas Gubernur Sumatera Utara, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNAS HAM) bapak Dianto Bachriadi, Dewan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (DAMANAS) Region Sumatera bapak Alfi Syahrin dan Ketua DAMANAS bapak Hein Namotemo disambut dengan antusias keramaian adat istiadat, seperti pencak silat Melayu, tarian anggrek Jawa, tarian japin Melayu, tarian Karo, tarian tortor Batak yang terangkum atau menyatu di wilayah adat Rakyat Penunggu. Dalam kata sambutan Pemangku adat Kampong Tanjung Mulia bapak Sahrum, menyampaikan bahwa terlaksananya pembangunan dan peresmian balai adat, adalah kemauan serta keinginan besar dari warga Rakyat Penunggu. Balai adat ini akan digunakan sebagai suatu tempat pertemuan musyawarah-mufakat adat dalam memperkuat Rakyat Penunggu memperjuangkan wilayah adatnya yang selama ini telah dijual-belikan oleh pereman, oknum-oknum pemerintah yang tidak bertanggung jawab dan PT. Perkebunan Nusantara 2 (PTPN2) Peresmian Balai Adat AFNAWI NOEH diwilayah adat Rakyat Penunggu kampong Tanjung Mulia ini ditandai dengan penandatanganan batu prasasti oleh Ketua Umum BPRPI, KOMNAS HAM, Gubernur Sumatera Utara dan Ketua DAMANAS yang dampingi Pemangku Adat di Kampong Tanjung Mulia dan juga disaksikan Pemangku-pemangku adat Rakyat Penunggu lainnya. Ketua Umum BPRPI, bapak Harun Noeh yang juga menjabat sebagai ketua BPH AMAN Sumut, menyampaikan bahwa terbangunnya gerakan ini, yaitu karna rasa bersyukurnya pemangku-pemangku adat dan warga Rakyat Penunggu atas gerakan yang dilakukan oleh pejuang – pejuang masyarakat adat Rakyat Penunggu, seperti yang telah dilakukan oleh almarhum Afnawi Noeh dalam memperjuangkan hak-hak masyarakat adat. Disamping itu bapak Harun Noeh juga menyampaikan bahwa pembangunan dan peresmian balai adat ini juga telah dilakukan di kampong Tanjung Gusta yang terletak di kabupaten Deli Serdang dan Kampong Secanggang yang terletak di kabupaten Langkat. Bapak Dianto Bachriadi dari KOMNAS HAM menyampaikan dan menyatakan bahwa KOMNAS HAM akan membentuk tim khusus untuk menangani pelanggaran hak asasi manusia yang telah dilakukan oleh aparat dan PTPN2 terhadap Rakyat Penunggu selama ini. Selanjutnya kata sambutan dari bapak Hein Namotemo, Ketua DAMANAS yang juga Bupati Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, menyampaikan atas kesalutannya terhadap kepemimpinan almarum Afnawi Noeh semasa beliau masih mempimpin, memperjuangkan dan mengembalikan hak-hak masyarakat adat yang selama ini telah dirampas oleh kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat. Disamping itu bapak Hein Namotemo, menyarankan kepada pemuda adat dan perempuan adat Rakyat Penunggu harus bisa menduduki kursi pemerintahan dengan kekuatan basis yang bisa mengoyangkan Sumatera Utara ini, agar keluarnya kebijakan-kebijakan yang pro rakyat, dan beliau juga berharap agar acara seperti ini bisa diadakan kembali pada tahun berikutnya dikampong-kampong yang lain. (R-A)