[caption id="" align="alignleft" width="288"] Rakyat Penunggu Sambut Konferensi Internasional Pemetaan Wilayah Adat[/caption] Deli Serdang 25-Agustus-2013. Masyarakat Adat Rakyat Penunggu (BPRPI) menyambut para peserta Nasional dan Internasional konfrensi global pemetaan wilayah adat. Dari Nasional Hadir para Utusan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dari Pengurus Besar, Pengurus Wilayah seperti dari Sumatera Utara, Tano Batak, Bengkulu, Jawa Bagian Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Tana Luwu, Kalimantan Barat, Papua dan Maluku. Konferensi juga dihadiri utusan pemerintah seperti UKP4, Badan Informasi Geospasial. Dari NGO hadir Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif, Qbar, Samdhana, Kemitraan, PPSDAK, ID dan diliput oleh media dalam dan luar negeri. Selain utusan pemerintah hadir utusan dari World Bank, MCC dan beberapa lembaga UN yang memiliki komitmen dan mandat untuk pengakuan, perlindungan. dan pemenuhan atas hak-hak Masyarakat adat. Para peserta tiba tanggal 24 Agustus 2013, lewat Bandara Kuala Namu yang baru satu bulan selesai dibangun di atas wilayah adat Rakyat Penunggu Kampung Paluh Sibaji tersebut tanpa melalui proses negosiasi (perundingan) atau FPIC. Hadirnya para utusan dari negara Philipina, Nepal, Vietnam, Malaysia, USA, United Kingdom, Italy, Brazil, Panama, Kenya, Gambia Bolivia, Mexico, New Zealand, Netherland membuat geger aparat pemerintah dan warga Kabupaten Deli Serdang yang belum pernah dikunjungi oleh utusan masyarakat adat secara global. Konferensi Global Pemetaan wilayah adat akan berlangsung dari tanggal 25-28 agustus 2013 di Tuk-tuk, Samosir, Propinsi Sumatera Utara, dimana Aliansi Masyarakat Adat Nusantara dan Tebtebba bertindak sebagai penyelenggara. Sebelum para peserta berangkat ke lokasi konferensi, peserta lebih dahulu mengunjungi kampung rakyat penunggu yaitu Kampung Tanjung Mulia yang telah mendapatkan keputusan Mahkamah Agung sebagai pengakuan dan perlindungan atas tanah adat rakyat penunggu. Harun Nuh yang merupakan Ketua Umum BPRPI dan Ketua Pelaksana Harian AMAN Sumut bersama Pimpinan dan warga Rakyat Penunggu Kampong Tanjung Mulia menyambut para delegasi konferensi. Harun Nuh yang maju sebagai calon Bupati Deli Serdang periode 2014-2019 melalui Jalur Independen memberikan kata sambutan dan kesaksian sejarah perjuangan Rakyat Penunggu sejak tahun 1953. Kesaksian perjuangan memenangkan meja hijau (proses pengadilan) atas konflik tanah adat Rakyat Penunggu melawan PTPN II sebagai perusahaan negara yang merampas dan menguasai tanah adat Rakyat Penunggu selama puluhan tahun dan pada akhirnya atas putusan Mahkamah Agung tersebut memenangkan Rakyat Penunggu Kampong Tanjung Mulia sebagai pewaris tanah adatnya. Tepat Pukul 14.00 Harun Nuh melepas seluruh delegasi berangkat menuju Tuk-tuk Pulau Samosir yang akan mengikuti konferensi Global Pemetaan Wilayah Adat.*** ( Arifin Monang Saleh)