Oleh: Mohamad Hajazi

Sebanyak 24 orang peserta Asia Learning Exchange on Inclusiveness and Youth in Tenure Reform Process dari Asia-Pasifik disambut ritual adat Menyembek saat tiba pukul 15.15 Wita di sekolah adat Sebaya Tanta, Desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (28/5/2023).

Menyembek adalah salah satu ritual adat yang umumnya dilakukan oleh Masyarakat Suku Sasak yang berada di Bayan untuk menyambut kedatangan tamu yang hendak berkunjung ke kampungnya.

Tokoh Pemuda Adat Suku Sasak, Antok Rombak yang dipercaya sebagai ketua panitia penyambutan, menyatakan ritual adat Menyembek ini sudah dilakukan oleh Masyarakat Adat Bayan sejak dahulu kala, dan turun temurun diajarkan nenek moyang terdahulu kepada generasi berikutnya.

Antok menerangkan Masyarakat Adat Suku Sasak mempercayai bahwa Menyembek ini adalah simbol dari penyatuan antara manusia dengan alam, sehingga setiap orang yang berkunjung ke kampungnya akan disembek.

Ditambahkannya, sembek ini terbuat dari daun sirih yang dicampur dengan buah pinang dan beri sedikit lumuran apuh (kapur yang dihaluskan), lalu dikunyah sampai semuanya tercampur rata, kemudian diusap ke dahi para tamu. Setelah selesai disembek, maka seluruh peserta yang hadir diterima oleh leluhur yang ada di Bayan. Prosesi ini lebih dikenal dengan istilah "Menyembek".

"Tamu yang sudah Menyembek, pertanda bahwa para tamu tersebut sudah diterima oleh leluhur kami di sini,” kata Antok usai menyambut kedatangan peserta peserta Asia Learning Exchange on Inclusiveness and Youth in Tenure Reform Process di desa Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Lombok Utara.

Sejumlah tetua adat serta pengurus AMAN turut hadir dalam acara penyambutan ini, di antaranya Ketua Pengurus Harian Wilayah Aliansi Masyarakat adat Nusantara (AMAN) Nusa Tenggara Barat, Lalu Prima Wiraputra, Dewan AMAN Nasional Dinde Suryasari, Dewan AMAN Wilayah Rianom, Dinde Juniarti, dan Ketua Pengurus Harian Daerah AMAN Lombok Utara, Paer Daya Sinarto

Rianom, tokoh tetua adat Bayan yang merupakan keturunan dari Perumbak Daya Karang Bajo menjelaskan Menyembek adalah sarana Betabek (meminta izin) kepada para leluhur agar diterima dengan baik di kampung kami. Menyembek ini dilakukan oleh seorang tetua adat yang disebut Amaq Lokak Pande yang merupakan salah satu tetua adat di Bayan.

"Amaq Lokak Pande atau penentu kebijakan adat ini dipilih oleh masyarakat berdasarkan garis keturunan patriarki dari keturunan sebelumnya,” ujarnya.

Rianom juga menceritakan bahwa Menyembek ini sebagai do'a agar siapa saja yang datang ke Bayan selamat, mulai dari kedatangan hingga kepulangannya. Pria yang menjabat sebagai Kepala Urusan Kepemerintahan Adat Karang Bajo ini juga menambahkan bahwasanya tata cara menyembek ini dilakukan dengan cara bersila untuk laki-laki dan untuk perempuan nyelepek (duduk dengan menyatukan kaki ke arah samping).

Aisah Mariano, salah seorang peserta dari Philipina mengaku senang atas penyambutan secara ritual ini. Ia menyatakan ritual Menyembek ini membuatnya merasa terjaga dan didoakan saat berada di kampung adat Karang Bajo. “Saya merasa senang disini,” katanya sambil tersenyum.

Ketua AMAN Lombok Utara, Paer Daya Sinarto dalam sambutannya menyatakan terima kasih atas kehadiran para peserta Asia Learning Exchange on Inclusiveness and Youth in Tenure Reform Process di desa Karang Bajo, Bayan. Sinarto berharap para peserta betah dan senang berada di Bayan. “(Kunjungan) ini kehormatan bagi kami, semoga para peserta senang dan betah selama berada disini,” kata Sinarto.

Selama tiga hari berada di desa Karang Bajo, seluruh peserta akan menginap di rumah-rumah warga supaya tahu bagaimana kehidupan Masyarakat Adat.

***

Penulis adalah Jurnalis Masyarakat Adat di Nusa Tengara Barat

 

Tag : Asia Learning Exchange on Inclusiveness and Youth in Tenure Reform Process