[caption id="attachment_38" align="alignleft" width="252"]mamaleta Mama Aleta Baun[/caption] Jakarta-Kemang 6-Maret 2013. Di tengah-tengah serbuan budaya dan fashion import, hampir saja kita lalai pada entitas budaya sebagai sebuah identitas bangsa. Tenggelam, hanyut dibuai modernitas, lalu lalai melestarikan seni kerajinan dan tenun tradisional Indonesia. Seni kerajinan/ kriya dan tenun Indonesia sebenarnya tak kalah indah, artistik, berkelas serta punya peminat sendiri. Menyadari kekeliruan orientasi budaya itu Babaran Segaragunung Culture House dan KOI Gallery yang berada di bilangan Kemang Raya itu, menggelar pameran seni kerajinan. Diorganisir oleh Brahma Tirta Sari, Borneo Chic, Pekunden the Pottery, Artisan’s Table. Mereka menggelar pameran kerajinan, sekaligus memberikan kesempatan bagi para pengunjung bertemu langsung dengan para seniman pengrajin/ kriya yang terpilih sebagai peserta pameran pilihan ini kali, yaitu: Selomina Mapung, Dayak Bemban, Kalimantan. Aleta Baun’, Mollo, Timor. Maria Fatima Rohan & Paulina Ikun, Timor Barat. Dalam pameran ini Aleta Baun’ membawa serta 3 orang pengrajin tenun yang semuanya adalah perempuan, mewakili tiga generasi. Salah satunya bernama Magdelina Kase yang lancar menerangkan bahan dasar pewarna yang mereka perkenalkan dalam pameran ini, semuanya berasal dari tumbuh-tumbuhan yang terdapat di Nusa Tenggara Timur. Seperti daun pinang, daun puji, daun kacang hutan, matani dan banyak lagi lainnya. Sebagai contoh, untuk menghasilkan warna coklat, bahannya matani, angkai. Warna merah ranum dari daun kiskase. Sedangkan warna hitam dari nila dan kulit mangga. Magdelina berasal dari komunitas masyarakat adat Uban. Acara Meet the Makers ke-7 ini menggelar seni kerajinan dan seni kriya lainnya, seperti: tas tangan, tas rotan dan tenun Dayak, Kalimantan. Tas tangan Toraja, lurik Yogya, Batik Madura, perhiasan, ragam tenun Timor Barat. Aleta Baun’ membawa serta peralatan tenun ikatnya. Ada dua motif hasil kombinasi warna-warna alami racikannya yang cerah indah terlihat pada alat tenun tersebut. Mama Aleta Baun’ berharap satu saat bisa melakukan pameran bersama sesama masyarakat adat anggota AMAN.***JLG

Writer : |